Rahmad Darmawan
Otak di Balik Timnas Senior & U-23
INILAH.COM, Jakarta - Keberhasilan timnas U-23 Indonesia menundukkan Persikabo Kabupaten Bogor tak lepas dari buah tangan dingin pelatih Rahmad Darmawan. Berikut selintas profil sang pelatih.
Timnas U-23 sukses menudukkan Persikabo dalam sebuah pertandingan persahabatan yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2011) WIB.
Timnas U-23, yang diproyeksikan untuk ajang SEA Games, tampil impresif sejak awal laga dan menang dengan dua gol tanpa balas berkat torehan gol Okto Maniani dan penalti Johan Juansyah.
Keberhasilan timnas U-23 memenangi laga tersebut tak lepas dari buah tangan dingin Rahmad yang tak henti-hentinya melakukan eksplorasi guna menemukan gaya bermain dan komposisi yang pas di skuad 'Garuda Muda'.
Fenomenal, mungkin itulah kata yang pantas untuk disematkan kepada pelatoh berusia 44 tahun itu. Lima tahun setelah memulai kariernya sebagai pelatih, pada tahun 2005 Rahmad mengantongi gelar juara Liga Indonesia . Dua tahun setelah gelar pertama itu, Rahmad mengantongi sekaligus dua gelar juara, yakni Copa Indonesia dan Liga Indonesia di musim 2007.
Pelatih yang akrab disapa RD itu memulai memulai sepakbolanya di Persija Jakarta. Pensiun sebagai pemain di klub Ibu Kota itu, Rahmad mencoba peruntungannya sebagai pelatih di Persikota Tangerang. Rahmad melatih klub berjuluk Bayi Ajaib itu selama empat tahun, mulai dari tahun 2000.
Sembari melatih Persikota, Rahmad mengasah keterampilannya sebagai pelatih dengan belajar ke luar negeri. Di penghujung kariernya sebagai Pelatih Persikota, Rahmad mengantongi International Licence di bawah bimbingan Horst Kriete dan Bernd Fisher. Usai mendapatkan lisensi tertinggi itu, Rahmad langsung hijrah ke Persipura Jayapura.
Di bawah tangan dinginnya, Persipura, yang mulai pudar namanya, kembali bangkit dan meraih gelar juara Liga Indonesia 2005. Prestasi ini langsung melambungkan nama Rahmad. Rahmad kemudian melabuhkan hatinya ke Persija. Pilihan yang kemudian disesalinya.
Suami dari Eti Yuliawati itu mengakui kesalahannya menerima pinangan Persija. Pasalnya, di Persija dia tidak bisa berbuat banyak. Rahmad tidak bisa memilih pemain-pemain yang akan memperkuat timnya, padahal memilih pemain merupakan tugas dan kewajiban seorang pelatih kepala.
Terperosok di Ibu kota, Rahmad mengikat kontrak selama dua tahun dengan Sriwijaya FC Palembang (sebelumnya bernama Persijatim Jakarta). Di klub ini, Rahmad dibebaskan mengatur segi teknis tim, tanpa ada intervensi siapa pun. Hasilnya, Rahmad meraih double winner di tahun pertamanya di Palembang. Padahal, dia hanya ditargetkan membawa Sriwijaya FC ke zona Liga Super.
Usai membawa Persija Jakarta menempati posisi ketiga Indonesia Super League 2010-2011. RD ditugasi membesut timnas U-23 Indonesia untuk meraih medali emas di SEA Games ke-26 yang akan diselenggarakan di Jakarta-Palembang. Terakhir kali Indonesia meraih medali emas pada 1991 di SEA Games Manila, Filipina.
RD juga berhasil membawa timnas senior Indonesia lolos ke babak ketiga Pra Piala Dunia 2014 setelah terakhir kali timnas ‘Garuda’ lolos ke babak ketiga tahun 1986.
Timnas U-23 sukses menudukkan Persikabo dalam sebuah pertandingan persahabatan yang dihelat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2011) WIB.
Timnas U-23, yang diproyeksikan untuk ajang SEA Games, tampil impresif sejak awal laga dan menang dengan dua gol tanpa balas berkat torehan gol Okto Maniani dan penalti Johan Juansyah.
Keberhasilan timnas U-23 memenangi laga tersebut tak lepas dari buah tangan dingin Rahmad yang tak henti-hentinya melakukan eksplorasi guna menemukan gaya bermain dan komposisi yang pas di skuad 'Garuda Muda'.
Fenomenal, mungkin itulah kata yang pantas untuk disematkan kepada pelatoh berusia 44 tahun itu. Lima tahun setelah memulai kariernya sebagai pelatih, pada tahun 2005 Rahmad mengantongi gelar juara Liga Indonesia . Dua tahun setelah gelar pertama itu, Rahmad mengantongi sekaligus dua gelar juara, yakni Copa Indonesia dan Liga Indonesia di musim 2007.
Pelatih yang akrab disapa RD itu memulai memulai sepakbolanya di Persija Jakarta. Pensiun sebagai pemain di klub Ibu Kota itu, Rahmad mencoba peruntungannya sebagai pelatih di Persikota Tangerang. Rahmad melatih klub berjuluk Bayi Ajaib itu selama empat tahun, mulai dari tahun 2000.
Sembari melatih Persikota, Rahmad mengasah keterampilannya sebagai pelatih dengan belajar ke luar negeri. Di penghujung kariernya sebagai Pelatih Persikota, Rahmad mengantongi International Licence di bawah bimbingan Horst Kriete dan Bernd Fisher. Usai mendapatkan lisensi tertinggi itu, Rahmad langsung hijrah ke Persipura Jayapura.
Di bawah tangan dinginnya, Persipura, yang mulai pudar namanya, kembali bangkit dan meraih gelar juara Liga Indonesia 2005. Prestasi ini langsung melambungkan nama Rahmad. Rahmad kemudian melabuhkan hatinya ke Persija. Pilihan yang kemudian disesalinya.
Suami dari Eti Yuliawati itu mengakui kesalahannya menerima pinangan Persija. Pasalnya, di Persija dia tidak bisa berbuat banyak. Rahmad tidak bisa memilih pemain-pemain yang akan memperkuat timnya, padahal memilih pemain merupakan tugas dan kewajiban seorang pelatih kepala.
Terperosok di Ibu kota, Rahmad mengikat kontrak selama dua tahun dengan Sriwijaya FC Palembang (sebelumnya bernama Persijatim Jakarta). Di klub ini, Rahmad dibebaskan mengatur segi teknis tim, tanpa ada intervensi siapa pun. Hasilnya, Rahmad meraih double winner di tahun pertamanya di Palembang. Padahal, dia hanya ditargetkan membawa Sriwijaya FC ke zona Liga Super.
Usai membawa Persija Jakarta menempati posisi ketiga Indonesia Super League 2010-2011. RD ditugasi membesut timnas U-23 Indonesia untuk meraih medali emas di SEA Games ke-26 yang akan diselenggarakan di Jakarta-Palembang. Terakhir kali Indonesia meraih medali emas pada 1991 di SEA Games Manila, Filipina.
RD juga berhasil membawa timnas senior Indonesia lolos ke babak ketiga Pra Piala Dunia 2014 setelah terakhir kali timnas ‘Garuda’ lolos ke babak ketiga tahun 1986.
0 komentar:
Posting Komentar